Aku Butuh Kalian
Oleh : Khairani Nurhasanah
“Ya.. iya bu..” kata Dira sambil menutup telepon. Sudah dua
minggu lebih Ibu meninggalkan rumah. Ia pergi ke Kalimantan untuk pekerjaan.
Tadi Ibu menelepon Dira. Ia menasihati Dira berbagai hal, dari sekolah sampai
kegiatan sehari-sehari Dira di rumah.
Di rumah ia tinggal dengan Ayah, Mbok Jum, dan Kakak
laki-lakinya. Tapi Kakak laki-laki Dira sekarang sedang sibuk dengan kuliah
barunya di Bogor. Jadi Dira hanya tinggal dengan Ayah dan Mbok Jum. Terkadang
di rumah, Dira merasa kesepian. Karena Ayah Dira kerja dari pagi sampai malam.
Sampai-sampai Dira jarang melihat Ayahnya, toh, hanya hari Minggu. Dira hanya
bisa menghabiskan waktu di rumah bersama Mbok Jum dan bersama ‘Blackberry’-nya.
Sekarang Dira merasa hanya Mbok Jum saja yang sayang padanya.
“Mbok Jum…” Dira menghampiri Mbok Jum yang sedang memasak
untuk makan malam.
“Iya, ada apa, Non?” Tanya Mbok Jum.
“Apa nggak ada yang sayang sama Dira lagi?” Tanya Dira dengan
terisak-isak.
“Ya ampu,non.. banyak kok yang sayang sama Non Dira.” kata
Mbok Jum.
“Siapa yang sayang sama Dira, Mbok? Ayah, kerja dari pagi
sampai malam, nggak pernah merhatiin Dira. Ibu, Ibu pergi ke Kalimantan. Kak
Dika juga, masak kuliah harus jauh-jauh ke Bogor, kenapa nggak di Jakarta aja.”
“Non Dira, Ayah kerja dari pagi sampai malam kan buat Dira.
Ibu juga begitu. Dan Kak Dika, kamu lupa, ya? Kak Dika, kan sakit kanker
paru-paru. Jadi, Kak Dika di bogor kuliah sambil terapi. Kalau di sana udaranya
sejuk, suasananya alam hijau, beda dengan Jakarta yang banyak polusinya.” Mbok
Jum menasihati.
Setelah makan malam, tanpa basa-basi Dira langsung masuk ke
kamar. Dia merenungi apa yang telah ia perbuat satu hari ini sambil
mendengarkan musik di Blackberry-nya.
Dia juga sempat membuat status di BBM-nya. Isi statusnya adalah,
“Lonely…” yang artinya kesepian. Kak Dika juga melihat status
itu. Lalu Kak Dika mulai chat dengan
Dira.
“Ciee… yang lagi kesepian…”
“Iiiihhh.. biarin :p” jawab Dira.
Kak Dika terus-terusan mengusik Dira yang lagi kesal. Ya, Kak
Dika memang selau usil dengan Dira. Mereka pun chat sampai malam. Tak lama kemudian Dira mulai mengantuk.
“Udahan ah, kak. Ngantuk mau tidur dulu..” kata Dira.
“Iya iya.. selamat tidur.. Besok harus bangun pagi-pagi, ya.”
Balas Kak Dika.
Keesokan harinya, Dira pergi ke sekolah. Sampai di sekolah, teman-teman
Dira sibuk membicarakan sesuatu. Sayang, disaat Dira mau menghampiri teman-temannya, bel sekolah telah
berbunyi.
*****
Di saat istirahat di kantin,
“Dira, kata teman-teman, di status BBM kamu tadi malam katanya kamu kesepian ya..?” Tanya Selly
menghampiri Dira. Ya, Selly adalah teman baik Dira di sekolah.
“eemm.. emm.. “ Dira mengangguk dengan
raut wajah yang kelihatan masih murung. Ternyata topik pembicaraan tadi pagi
tentang status BBM Dira. Selly langsung mengalihkan pembicaraan. Selly
mengerti bagaimana keadaan hati Dira dan keluarganya.
Setelah pulang sekolah, Selly susah payah mencari Dira, itu pun belum
ketemu-ketemu juga. Padahal Selly ingin mengajak Dira main ke rumahnya.
*****
“Duh, sudah jam 2 siang, kok Non Dira belum pulang-pulang,
ya?” Cemas Mbok Jum di rumah.
“Apa mungkin dia main di rumah Selly?” Mbok Jum
mengira-ngira.
Baru saja Selly mau menelepon ke rumah Dira. Ternyata telepon
rumah Dira sudah menelepon Selly duluan.
“Halo, Non Selly. Dira ada di sana?” Tanya Mbok Jum.
“Nih baru Selly mau nanya ke Mbok Jum. Dira nggak ada di
sini, Mbok”.
“Oh.. nggak ada di sana, ya? Gimana ini? Ya sudah,
terimakasih, ya Non”
“Iya sama-sa…” belum selesai Selly bicara, Mbok Jum sudah
menutup duluan teleponnya.
Selly segera menghubungi teman-temannya. Ternyata setelah
diselidiki, ada yang bilang kalau Dira
mengikut Rima pulang ke rumahnya. Rima adalah teman Dira yang bernasib tidak
beruntung. Tidak seperti Dira dan yang lain. Selly segera menelepon Mbok Jum
untuk pergi ke rumah Rima, tetapi
sebelum ke rumah Rima mereka sepakat untuk berkumpul dulu di Taman di dekat
rumah Rima.
Sesampainya mereka di Taman tersebut, Selly terkejut, karena
Mbok Jum tak datang sendiri, ternyata Mbok Jum datang dengan Ayah dan Ibu Dira.
“Om, Tante…” kata Selly sambil menyalami Orang Tua Dira.
“Kak Dika mana, kok nggak ikut?” tanyanya lagi.
“Kak Dika nggak bisa datang ke sini, karena kata Dokternya,
Kak Dika selama masih dalam masa terapi nggak diizinin ke Jakarta dulu.” Kata
Ibu Dira.
“Oh ya, gimana pas kita datang di rumahnya Rima, yang masuk
duluan Selly sama Mbok Jum. Om dan Tante belakangan, jadi biar kita bikin
kejutan gimana gituuu..?” usul Selly.
“Oh iya, boleh tuh..” tambah Mbok Jum.
Akhirnya mereka semua pun setuju. Mereka langsung pergi ke
rumah Rima. Sesampainya di rumah Rima,
“Tok.. tokk..” Selly dan Mbok Jum mengetuk pintu rumah Rima.
Rima pun membuka pintu.
“Eh Selly.. ada apa Sel?” Tanya Rima
“Ada Dira nggak di sini?”
“Ada tuh di dalam. Yuk, masuk!” ajak Rima dengan senang hati.
Ternyata di dalam sudah ada Dira yang sedang menyuapi Ibu
Rima yang sedang sakit.
“Non Dira…,” Mbok Jum langsung beranjak ke tempat Dira dan
langsung memeluknya.
“Non Dira kemana aja tadi Mbok nyari-nyariin”
“Maaf mbok..” kata Dira.
“Ya udah, biar lebih enak bicaranya kita duduk dulu yuk!”
kata Rima.
“Maaf, Mbok udah ngerepotin Mbok, sampai datang ke sini,”
kata Rima.
“Tadi Dira mau ikut Rima pulang sekolah, padahal Rima udah
ngelarang, tapi Dira bener-bener mau.. gara-gara dia tahu kalo Ibu Rima lagi
sakit. Katanya dia jarang banget ketemu orang tuanya, soalnya orang tuanya
sibuk.”
Tiba-tiba Ayah dan Ibu Dira datang. Dira langsung menghampiri
dan memeluknya.
“Dira kangen Ayah dan Ibu”
Lalu, Kak Dika langsung muncul dari belakang Ayah dan Ibu
Dira.
“Sama Kak Dika nggak sayang?” usik Kak Dika.
“Kak Dika aku juga sayang sama Kak Dika..”
“Kakak juga, Dir..” jawab Kak Dika.
Tiba- tiba pelukan Dira terlepas. Dia langsung menarik Mbok
Jum, Ayah, Ibu, Kak Dika, Selly, Rima ke tempat Ibunya Rima.
“Aku sayang kalian semua.. aku nggak bisa hidup tanpa kalian
dan Aku butuh kalian…” kalimat itu yang terkenang oleh semua dan tak akan terlupakan.
Dan dari hari itu semuanya pun bahagia.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar